Jumat, 18 Juli 2008

Kehidupan Kristus dari Yohanes 1:1-14 dan Ibrani 1:3

Dalam perikop ini Yesus diperkenal sebagai Logos atau lebih sering dikenal sebagai “Firman” (Yoh 1:1). Dia adalah wahyu Allah. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah sebenarnya arti Firman? J. Grasham Machen memberikan jawaban sempurna ketika dia berkata, “Istilah ini menunjukkan bahwa Yesus adalah wujud Allah (revealer of God). Frase “Firman Allah” adalah frase yang umum, yang menunjuk pada berita yang ilahi yang datang melalui firman Allah yaitu Alkitab atau melalui pemberitaan seorang Nabi atau Rasul. Tuhan tidak hanya berbicara dalam bahasa tulisan atau lisan, tetapi Dia juga melalui manusia. Manusia ini adalah Kristus Yesus sendiri. Ada firman yang tertulis dan ada firman yang inkarnasi. . . . Ibrani 1:1-2 berkata, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” Yohanes juga mengatakan, “Tidak seorangpun yang penah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Yoh 1:18). Yesus berkata, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh 14:9).

Rasul Yohanes memberikan diskripsi yang unik akan nama Yesus. Dia menamakan-Nya “Anak Allah yang Tunggal.” Hal ini jelas menuntut perhatian penting. Pernyataan seperti ini sering Yohanes sampaikan dan dicatat dalam Yoh 1:14, 18; 3:16, 18; dan 1 Yoh 4:9. Dengan pernyataan ini, Yohanes ingin memberitahukan kepada kita bahwa Yesus bukan hanya Anak Allah tetapi Dia juga Anak Tunggal Allah yang Kekal. Doktrin kekekalan Oknum Kedua Tritunggal diajarkan pada abad ke 4 M dalam Pengakuan Iman Athanasius dan Nisea yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak dan Allah, “Anak Tunggal Allah, … sebelum segala zaman.” Pengakuan Iman Westminster (1648) menyatakan hal yang sama, “Dalam kesatuan Allah (Godhead), ada Tiga Oknum yang memilki satu substansi, kuasa dan kekekalan; yaitu Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Allah Bapa tidak bermula, tidak dilahirkan dan tidak juga yang terdahulu. Anak Allah adalah Anak Tunggal Allah yang Kekal, dan Roh Kudus diutus oleh Allah Bapa dan Allah Anak (Pasal II:3).”

Doktrin “Anak Allah yang Kekal” diperhadapkan dengan banyak tantangan yang menentangnya. Sekelompok teolog tidak mempercayai bahwa Yesus Kristus “Anak Allah yang kekal.” Salah satu penafsir dan pengkhotbah yang terkenal tidak percaya akan kekekalan Yesus Kritus sebagai Anak Allah. Dia mengajarkan doktrin yang salah dan berkata, “Tidak ada dalam Alkitab dicatat bahwa Yesus adalah Anak Allah yang kekal. … Dia (Yesus) adalah Allah senantiasa tetapi Dia menjadi Anak. Dia tidak selalu memiliki jabatan sebagai Anak. Jabatan ini adalah jabatan setelah inkarnasiNya menjadi manusia. Secara kekekalan Dia adalah Allah, tetapi hanya sejak inkarnasiNya Dia dipanggil sebagai Anak. … Jabatan Yesus sebagai Anak Allah bermula pada waktu tertentu dan bukan sejak dahulu kala (kekekalan). Hidup Yesus sebagai Anak dimulai sejak Dia ada di dunia ini.” Pernyataan ini adalah pengajaran yang meremehkan Yohanes 3:16 yang berbunyi, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana Allah bisa mengatakan Dia memberikan AnakNya sementara Dia tidak memilki Anak untuk diberikan datang ke dunia ini? Jadi, jika Yesus Kristus tidak dikenal sebagai Anak Allah sejak dahulu kala (kekekalan), maka secara logika, Allah Bapa juga tidak ada sejak dahulu kala. Dan jika tidak ada Allah Bapa yang dahulu kala sebagai Bapa, dan tidak ada juga Allah Anak sejak dahulu kala sebagai Anak, jadi apakah ada Allah Roh Kudus yang ada sejak dahulu kala sebagai Roh? Jika kita mengingkari doktrin “Anak Allah yang kekal” atau masalah kekekalan Oknum dan jabatan Allah (Godhead), kita sebenarnya mengingkari doktrin Tritungal Allah secara keseluruhan.

Puji syukur pada Allah Bapa yang sudah menginsafkan hamba-Nya. Ia pada 1 September 1999 menulis secara tertulis sebagai pengakuan bersalah dan kelirunya akan doktrin “Anak Allah yang kekal” atau yang dikenal dengan RECANTS. Dia menyadari kesilapan dan kekeliruannya dan dengan rendah hati mengakuinya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah sejak dahulu kala (eternity). Namun demikian, masih ada kelompok tertentu yang menentang doktrin ini walaupun Alkitab mencatat dengan jelas kebenarannya.

Tidak ada komentar: