Minggu, 10 Agustus 2008

Nyanyian Pujian Maria (Lukas 1:46-56)

Maria mengetahui posisinya dalam rencana Allah. Dia juga tidak memikirkan bahwa dia adalah “Ibu Tuhan” dan tidak menganggap dia lebih tinggi dari Kristus. Pada awal sekali dia menyatakannya dengan jelas bahwa dia adalah “hamba Allah.” Maria juga tidak melihat dirinya sebagai manusia sempurna atau manusia tidak berdosa (berbeda dengan doktrin Gereja Katolik Roma yang mengajarkan Maria tidak berdosa sejak dia mengandung Yesus). Justru Maria mengakui sifat keberdosaannya (sinfulness) ketika dia mengakui bahwa Allah adalah Juruselamatnya. Maria mengatakan “Kuduslah nama-Nya” dan bukan “Kuduslah namaku.”

Yohanes Calvin yang menentang pendewaan Maria yang dilakukan Katolik Roma memberikan komentar sebagai berikut, “Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa kegembiraan Maria bukan karena hal-hal yang lain tetapi karena dia mengetahui dia diberkati oleh Tuhan yang dikenal sebagai kasih karunia Allah. Maria berkata “Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.” Apakah Maria mencari pujian seperti ini dengan kekuatan atau paksaannya? Kenyataannya tidak demikian, dia tidak mengatakan hal yang lain selain pekerjaan Allah. Oleh karena itu, kita melihat sekarang perbedaan pandangan tokoh-tokoh Katolik Roma mengenai Maria di mana dia diangungkan oleh segala kekeliruan pengikut Gereja Katolik Roma yang sebenarnya Maria sendiri sadar dia tidak menerima hal yang demikian dari Tuhan. Mereka memberikan julukan-julukan yang tinggi pada Maria seperti, ‘Ratu Surga, Bintang Keselamatan, Pintu Kehidupan, Yang Termanis, Pengharapan, dan Keselamatan.’ Sesungguhnya mereka sudah diperalat Setan dan mereka memberikan kekuasaan pada Maria atas Kristus, seperti lagu pujian mereka, “Kami mohon Bapa, perintahkanlah AnakMu.” Dari ekspresi pernyataan ini, tidak ada bukti hal ini datang dari Tuhan. Semua julukan yang diberikan pada Maria pasti disangkal Maria. Jika memang tugas Maria untuk memuliakan nama Allah saja, yang telah melakukan hal-hal yang baik padanya, maka tidak ada tempat untuk berpura-pura dengan memberikan julukan pada Maria. Disamping itu, dengan melakukan hal yang demikan pada Maria, ini berarti tidak menghormati Maria, kemudian merampok apa yang seharusnya diberikan untuk Anak Allah dan mengenakan jubah jurahan” (Harmony 1:66-7).

2 komentar:

Riswanto Lago mengatakan...

terima kasih karena tulisan ini menambah pengetahuan saya.

Anonim mengatakan...

tks