Rabu, 12 November 2008

Yesus Dicobai

Pencobaan Yesus dicatat dalam ketiga Injil Sinoptik (Lukas 4:1-13; Matius 4:1-11; Markus 1:12-13). Ini merupakan kejadian yang sangat penting dalam kehidupan Yesus. Kita diberitahukan bahwa Yesus, sebagai yang dipenuhi Roh Kudus, segera dipimpin oleh Roh ke padang gurun. Di sana Ia berpuasa selama 40 hari dan 40 malam serta dicobai oleh Setan. Selama masa ini, Yesus tidak makan apa-apa. Keadaan seperti ini membuatNya secara jasmania rawan pada godaan-godaan Iblis.

Kenapa Yesus harus menjalani pencobaan atau ujian pada waktu seperti ini? Yesus harus melalui waktu seperti ini sebab Ia harus mendapatkan atau mencapai kebenaran yang dibutuhkan umatNya agar bisa memasuki kerajaan sorga. Ini termasuk bagian dari ketaatan aktif Yesus. Sama seperti Adam harus diuji di Taman Eden untuk memperoleh kehidupan kekal melalui ketaatannya. Kristus sebagai Adam yang lebih Besar dan Hebat, harus menjalani cobaan seperti itu untuk menjamin keselamatan kita. Hal ini sangat jelas diajarkan Paulus dalam Roma 5:12-21: “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” Adam gagal, tetapi Kristus berhasil melalui ujian. Jadi kita bukan hanya diselamatkan oleh kematianNya, tetapi juga kita “diselamatkan oleh hidup-Nya” (Roma 5:10).

Dalam Injil Lukas, catatan pencobaan Yesus ditempatkan sesudah silsilah Yesus di mana Lukas mengusut kembali kepada Adam. Lukas melalui pengajaran Paulus dengan benar menggambarkan Kristus sebagai Adam yang kedua yang harus mengerjakan apa yang Adam pertama gagal lakukan, yaitu hidup yang kekal. Apa yang Adam gagal lakukan dibawah “Covenant of Works” [Perjanjian Perbuatan Baik], Kristus berjaya melakukannya dibawah “Covenant of Grace” [Perjanjian Kasih Karunia].” Kristus, sebagai perwakilan sempurna manusia, memelihara Taurat Allah untuk kita melalui ketaatanNya yang aktif. Adam gagal menaati perintah Allah di Taman Eden dengan menyerahkan diri pada tiga godaan Setan yaitu (1) Keinginan danging (2) Keinginan mata dan (3) Keangkuhan hidup. Setelah dicobai Setan, Hawa mengambil bagian buah itu karena (1) “buah pohon itu baik” (keinginan daging), (2) “sedap kelihatannya” (keinginan mata), (3) “menarik hati karena memberi pengertian” (keangkuhan hidup). Dengan tidak menaati Allah, Adam dan Hawa bukan hanya menceburkan diri mereka saja, tetapi juga semua manusia jatuh pada penghukuman karena dosa.

Jika kita perhatikan pencobaan yang dialami Yesus, Yesus juga dicobai dengan cara yang sama seperti Adam dan Hawa alami: Yesus dicobai (1) untuk mengubah batu menjadi roti (keinginan daging), (2) dengan kerajaan dunia dan kemegahannya (keinginan mata), dan (3) menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah ke bawah (keangkuhan hidup). Kristus menang. Dia mengalahkan Setan dengan firman Allah dan mengutip firman Allah, (1) Ulangan 8:3 “Bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN,” (2) Ulangan 6:13, “Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah” dan (3) Ulangan 6:16, “Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu.” Firman Allah adalah Pedang Roh (Efesus 6:17). Firman Allah adalah senjata yang paling ampuh untuk menentang godaan Setan. Kristus mengalahkan Setan. Dia dengan sempurna mentaati perintah-perintah Allah. Dia menyelamatkan kita melalui ketaatan aktifNya.

Tidak ada komentar: