Selasa, 11 November 2008

Permulaan Pelayanan Yesus Kristus: Pelayanan Yohanes Pembaptis

Pelayanan Yohanes Pembaptis (Lukas 3:1-18, Matius 3:1-12, Markus 1:1-8)

Markus memulai catatan tentang kehidupan Kristus dengan perkataan ini: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah” (Markus 1:1). Ini merupakan pendahuluan yang baik tentang semua Injil. Istilah “Injil” (Yunani: euangelion) secara harfiah artinya “kabar baik.” Jadi injil hanya berbicara tentang Yesus Kristus dan kabar baik yang dibawakanNya. Kabar baik itu adalah tentang Kristus Yesus yang telah mati, dikuburkan, dan pada hari yang ketiga bangkit dari antara kematian sesuai dengan firman Allah (1 Kor 15:1-4). Markus (dan semua penulis injil yang lain) menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada kehidupan Kristus yang memimpin pada kematian, penguburan, dan kebangkitan untuk keselamatan umat-Nya.

Penampakan Kristus di dunia terbukti menurut sejarah. Alkitab tidak ragu-ragu tentang waktu kedatangan Yesus ke dunia ini. Kita sudah melihat bagaimana Dia lahir pada tahun 5 SM (Sebelum Masehi) ketika Herodes Agung menjadi raja. Sekarang Dia hampir memasuki kehidupan dan pelayanan-Nya kepada orang banyak. Lukas memberitahukan bahwa hal ini terjadi pada tahun ke 15 pemerintahan Kaisar Tiberius ketika (1) Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea; (2) Herodes Antipas raja wilayah Galilea; (3) Filipus, saudara Herodes, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis; (4) Lisanias raja wilayah Abilene (sebelah utara Iturea dimana Damsyik terletak) dan (5) Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar (Kayafas yang sebenarnya Imam Besar sejak tahun 18 M (Masehi), tetapi Hanas adalah Imam Besar yang sebelumnya, yang juga mertua Kayafas, yang pada masa itu masih memiliki pengaruh dan kontrol). Tahun ke 15 pemerintahan Kaisar Tiberius terjadi pada tahun 26 M (Masehi). Untuk penjelasan yang baik yang mendukung pandangan tradisi tahun 26 M (Masehi) ini , dapat dilihat dalam, [William Hendriksen, The Gospel According to Luke, NTC (Grand Rapids: Baker, 1978), 194-9].

Dalam mempelajari kehidupan Kristus, kita jangan gagal membicarakan pendahuluNya yaitu Yohanes. Kita juga jangan salah mengenal Yohanes ini dengan rasul Yohanes, penulis Injil keempat, anak Zebedeus. Jadi Yohanes yang dimaksud di sini sebagai pendahulu Kristus adalah “Yohanes Pembaptis,” anak Zakharia. Dia adalah Yohanes yang sama dalam Lukas 1:5-25, 57-80 seperti yang sudah dibicarakan.

Yohanes memulai pelayanannya sebagai pendahulu kedatangan Mesias pada umur 30 tahun (26 M). Ini merupakan penggenapan Yesaya 40:3-4. Nabi Yesaya menubuatkan bahwa kedatangan Kristus yang pertama akan didahului oleh pendahuluNya (His forerunner and heralder). Lokasi pelayanannya terletak di daerah padang gurun Yudea, dekat Sungai Yordan. Dia menyerukan “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (Lukas 3:3) dan “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:2).

Bagaimanakah Yohanes dapat menarik perhatian orang-orang Yahudi dengan kothbah yang tidak begitu popular di tempat yang jarang ditempati orang? Tentu sekali hal ini akan bertentangan dengan teknik pertumbuhan gereja yang diajarkan sekarang ini. Tetapi tidak ada keraguan bahwa pelayanan Yohanes pembaptis adalah pelayanan yang luar biasa seperti diberitahukan bahwa orang banyak datang kepadanya dari “Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan” (Matius 3:5). Dia tidak harus pergi kepada orang banyak tetapi orang banyak datang kepadanya. Sesungguhnya ada kehausan besar akan Firman Allah terjadi karena Israel tidak memiliki nabi sejak nabi terakhir Maleakhi telah berbicara pada mereka. Ada selama 400 tahun yang dikenal dengan “Silent Years” [Tahun di mana Allah tidak berbicara pada manusia] selama masa periode Inter-testament (periode antara PL dan PB). Maleakhi bernubuat bahwa seorang nabi dalam roh dan kuasa Elia suatu hari akan datang. Dalam ayat kedua terakhir, nabi Maleakhi memberitahukan janji Allah: “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu” (Mal 4:5). Hingga pada masa Yohanes, 400 tahun sudah berlalu. Mereka sudah sungguh-sungguh menunggu nabi yang dijanjikan ini. Apakah yang dimaksud ini adalah Yohanes?

Yohanes dengan pasti kelihatan seperti Elia dalam cara berpakaian. Dia “memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit” (Markus 1:5). Jubah bulu unta dan ikat pinggang kulitnya menyerupai penampilan nabi Elia (2 Raja-raja 1:8). Makanannya hanya belalang dan madu hutan. Penampakan dan cara hidup Yohanes sangat berbeda dari semua orang yang hidup di masa itu. Berita yang disampaikan sangat keras. Dia mencela dosa-dosa manusia dan memanggil mereka untuk bertobat. Khotbah yang demikian mungkin tidak pernah kedengaran sejak masa nabi Maleakhi. Di sini terlihat hubungan yang erat dalam hal pemberitaan nabi. Akhirnya Allah membangkitkan seorang nabi. Orang-orang Yahudi datang mendengarkannya tetapi sekelompok orang tertentu tidak menyukainya.

Di antara orang-orang yang datang melihat dan mendengarkan Yohanes Pembaptis adalah orang-orang Farisi dan Saduki. Siapakah mereka ini? Orang-orang Farisi (Bahasa Ibrani: perushim artinya “orang yang memisahkan diri”) adalah para guru-guru hukum Taurat (Torah). Mereka adalah para reformator Yahudi yang merupakan “polisi” agama Israel. Mereka adalah pelindung dan penegak hukum Taurat. Pada masa Perjanjian Baru, ada kira-kira 6000 orang Farisi. Orang Saduki di sisi lain, jumlahnya lebih sedikit dan mereka lebih berkubu dalam sistem Bait Allah. Misalnya, semua para Imam Besar adalah orang Saduki. Kedua kelompok Farisi dan Saduki sebenarnya tidak bersahabat. Kelompok Farisi secara teologi lebih ketat sedangkan kelompok Saduki lebih bersifat liberal. Kelompok Farisi percaya adanya kebangkitan dan kehidupan setelah kematian sementara kelompok Saduki menolaknya. Tetapi meskipun mereka tidak saling suka, ketika menentang Tuhan Yesus Kristus, permusuhan mereka seakan-akan hilang begitu saja. Untuk lebih mengetahui hal Farisi dan Saduki, silakan baca [Emil Schurer, The History of the Jewish People in the Age of Jesus Christ (Edinburgh: T & T Clark, 1979), 2:381-414].

Ketika orang-orang Farisi dan Saduki datang pada Yohanes untuk dibaptis, dia mencela dan memanggil mereka sebagai “keturunan ular beludak.” Mereka datang kepada Yohanes untuk dibaptis tanpa mereka benar-benar bertobat dari dosa-dosanya. Jadi tidak cukup bagi seseorang hanya mengatakan dia memiliki iman, tetapi hal yang sangat penting adalah dia menyatakan imannya yang benar melalui pekerjaan baik yang dihasilkannya. Itulah sebabnya Yohanes mengingatkan mereka, “Siapakah yang mengatakan kepada kamu melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api” (Lukas 3:7-9; ref. Yakobus 2:21-24). Anggapan orang Farisi dan Saduki sebagai orang yang benar dan kudus adalah munafik. Perbuatan mereka tidak sesuai dengan perkataannya. “Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yakobus 2:20, 26). Yohanes adalah orang yang pertama kali menyatakan atau membukakan ketidak-berimanan mereka dan Yesus dalam pelayananNya juga tidak gagal mengutuk kemunafikan mereka.

Keberanian Yohanes mencela orang Farisi dan Saduki (mereka adalah orang yang terhormat di negeri orang Yahudi) mendorong mereka lebih heran dan bertanya apakah dia itu adalah Mesias atau tidak. Yohanes sendiri tidak membuang-buang waktu untuk menunjukkan dan memperbaiki fungsi dan jabatannya. Dia hanya seorang pembaptis dan bukan Mesias. Mesias yang akan datang setelahnya adalah pasti lebih besar dan berkuasa dari padanya. Yesus lebih besar dan berkuasa bahkan Yohanes tidak layak untuk membuka tali kasutNya. Yohanes membaptis hanya dengan air tetapi Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus dan Api. Api ini adalah api penghukuman dan pengajaran yang menyucikan semua orang percaya (“Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-nya ke dalam lumbung” [Matius 3:12a]), dan juga api penghakiman yang menghanguskan semua orang yang tidak percaya pada hari kemurkaan-Nya (“tetapi debu jerami itu akan dibakarnya dalam api yang tidak terpadamkan” [Matius 3:12b]).

Tidak ada komentar: