Rabu, 12 November 2008

Kesaksian Yohanes Pembaptis (Yohanes 1:19-34)

Yohanes menyatakan bahwa Yesus adalah “Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yoh 1:29). Kenapa Yohanes mengenali Yesus sedemikian? Untuk menjawabnya, William Hendriksen mengajukan pertanyaan retorik sebagai berikut: “Bukankah benar bahwa kesediaan tunduk Yesus untuk dibaptis dan dengan keberjayaanNya atas cobaan-cobaan Setan di padang gurun, Yesus sesungguhnya melakukan tugasNya dengan mengenakan pada diriNya kutuk hukum Taurat dan memberikan ketaatan yang sempurna?” (William Hendriksen, Commentary on John, 98).

Korban persembahan Perjanjian Lama tidak pernah dapat mengampuni dosa. Penulis buku Ibrani memberikan penjelasan sebagai berikut: “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. … Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa” (Ibrani 10:1, 4). “Tipe [bayangan]” dalam Perjanjian Lama menunjuk pada “anti-tipe [hal yang sebenarnya]” dalam Perjanjian Baru. Semua korban persembahan Perjanjian Lama hanya gambaran persembahan yang akan datang, yaitu, Domba Allah – Tuhan Yesus sendiri. Orang-orang kudus Perjanjian Lama diselamatkan bukan oleh darah domba atau lembu jantan yang dipersembahkan, tetapi melalui darah Anak Domba Allah saja yang sungguh-sungguh menghapus dosa dunia ini. Sebagai contoh, Habel diselamatkan bukan karena Dia mempercayakan dirinya pada domba yang dipersembahkannya, tetapi melalui domba tersebut, ia melihat dengan iman, yaitu Anak Domba Allah yang akan disediakan. Domba ini adalah Kristus – keturunan perempuan – yang akan meremukkan kepala Setan – ular (Kej 3:15). Itulah sebabnya dicatat, “Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati” (Ibrani 11:4). Petrus juga menulis, “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (1 Petrus 1:18-19).

Kedua ketaatan Kristus yang sempurna juga terlihat dalam metafor domba ini. Ketaatan pasif Yesus sebagai seorang Domba Allah boleh terlihat dalam kerelaanNya dipersembahkan kepada Allah untuk mendamaikan murkaNya menentang orang-orang berdosa. Dan ketaatan aktifNya sebagai Domba Allah terlihat dalam diriNya yang tanpa noda dan dosa, Dia sungguh tidak berdosa dibawah tuntutan hukum Taurat yang kudus.

Tidak ada komentar: